Wednesday, 30 November 2011

Di Balik Layar

| Wednesday, 30 November 2011 | 0 comments

“ini adalah permulaan untuk menunjukkan bahwa ini bukan negeri sampah”. Kata – kata itu yang selalu terngian dikepalaku sampai saat ini. Kata – kata yang membuatku teringat dengan hal yang mungkin takkan pernah aku lupakan.
          Sebelumnya aku akan memperkenalkan diri ku sendiri. Aku  adalah murid kelas 3 di SMA Negeri 1 Gondang, tepatnya dikelas XII – IA 2 ssn. Disini aku akan menceritakan pengalamanku yang mungkin adalah suatu pengalaman yang palin indah di SMA, walaupun bukan yang sangat indah.
          Ini dimulai ketika pengurus osis membuat suatu kegiatan yang di adakan untuk memperingati hari ‘sumpah pemuda’. Dalam acara ini kami disuruh untuk membuat sebuah film pendek yang berdurasi minimal 10 menit dan maksimal 15 menit, yang bertemakan ‘nasionalisme’. Setelah mendengar acara ini, kelasku pun sangat antusias bahkan sangat semangat untuk membuat kelas kami menjadi pemenangnya. Terutama ketua kelasku yang bernama Mulyadi Jayanegara, yang biasanya akrab disapa dengan nama Emjhe. Dia sangat antusias dan sangat yakin bahwa kelas kami akan menang.
          Diawal pembuatan film ini kami satu kelaspun mengadakan rapat untuk menentukan judul film yang akan kami angkat dengan tema ‘nasionalisme’. Kami pun mulai berfikir dan terus berfikir sampai akhirnya seorang temanku mendapatkan ide yang sangat menarik, sifa mempunyai ide membuat film pendek yang berjudul “Indonesia bukan negeri sampah”. Serentak semuanya berhenti sejenak untuk berfikir dan akhirnya setuju dengan ide tersebut.
          Kami pun mulai menentukan siapa saja yang terlibat dalam pembuatan film pendek ini dan menentukan jalan ceritanya, cerita tersebut terinspirasi dengan film ‘punk in love’. maka kami pun membuat cerita tentang 3 anak dari desa yang mencari jati diri lain dari negaranya yang selama ini dikatakan sebagai Negara yang penuh dengan sampah, tapi sampah dalam arti yang lain.
 Setelah beberapa perdebatan akhirnya kami memutuskan yang menjadi tokoh utamnya adalah aku, uky dan silfia. Yang menjadi sutradara sekaligus penulis naskah adalah sifa sendiri. Emjhe menjadi cameramen dengan Yenni. Dan kami memilih editor yang masih pemula sih, tapi sangat bekerja keras supaya hasil edittingnya menjadi yang terbaik, dia adalah Aldi. Dan juga teman – teman yang ikut dalam pembuatan film ini diantaranya vina, lela, nazilul, safiul, dan wicaksono. Mereka semua semangat jadi aku juga tidak boleh kalah semangat.
          Hari pertama kami syuting pun dimulai, kami mengambil tempat di jembatan Dinoyo. Kami mengambil tempat tersebut karena kami ingin menunjukkan tempat yang penuh sampah di kawasan itu. Setelah itu melanjutkan ke candi tikus, dimana kami disini ingin menunjukkan pada dunia utamanya adalah bangsa Indonesia bahwa negeri ini hanya tempat yang buruk tapi memiliki ‘sesuatu’ yang patut untuk dibanggakan. Sesampainya di candi tikus kami sudah di tunggu oleh teman kami yang bernama Wicaksono. Anak ini sangat lebay dan kadang – kadang menengkelkan. Nah……  di mulailah syutting ditempat ini, di pertengahan syuting ternyata kami di guyur hujan, tapi kami memanfaatkan cuaca ini untuk membuat film kami lebih nyata lagi. Setelah selesai syuting ditempat ini, kami melanjutkan ke stasiun. Sebelumnya kami sedikit berdebat karena hari sudah menunjukan pukul 16.00 wib. Kami takut nanti pulang kemalaman, karena ada wanitanya disini tapi kalau yang laki – laki terserah saja setelah sedikit berdebat kami pun akhirnya memutuskan untuk berlanjut ke stasiun mojokerto. Disana kami mengambil adegan pencopetan, disini yang menjadi pencopet adalah tman kami sendiri yaitu nazilul. Kami memilihnya karena wajahnya sangat cocok, hahahaha…
Karena hari mulai gelap dan suara adzan maghrib sudah terdengar maka kami memutuskan untuk berhenti. Setelah itu kamipun sholat di musholla dekat stasiun kereta api mojokerto, selesai sholat kami membeli makan di warung pecel, perut sudah terisi lagi dan kamipun melanjutkan dengan sedikit mengambil adegan di depan SMAN 1 Puri, tiba-tiba hujan rintik-rintik dating, akhirnya kami memutuskan untuk pulang , sesampainya dirumah beberapa teman yang perempuan tiba-tiba sms kalau mereka dimarahi karena pulang cukup larut malam, salah satunya sifa, dia bilang kalau dia tidak diizinkan syuting oleh ayahnya pada hari selanjutnya. Keesokan hari kamipun merapatkan tentang kejadian kemarin, kami sempat cek-cok kalau hrai ini syuting ditunda dan dilanjutkan hari selanjutnya,tapi Uky bersikeras untuk tetap melanjutkan syutingg supaya cepat selesai, tapi kalau syuting, Sifa sebagai sutradarapun tidak bisa ikut, sejenak semuanya terdiam, lalu Emjhe memutuskan untuk tetap lanjut walau tanpa Sifa, lalu Sifa pun memberikan naskahnya pada Emjhe,setelah itu syuting pun di mulai sepulang sekolah, syutingpun berakhir pada hari iti, dan hari selanjutnyapun sama.
Akhirnya syuting pun selesai, kami memakan waktu sampai 4 hari dalam pembuatan film pendek ini, hari ke-5 kami ada sholat idul adha di sekolah, setelah selesai sholat kami memutuskan untuk mengedit film tersebut di desa soso kecamatan pacet atau lebih tepatnya rumah dari Emjhe, kamipun yang bergelut dalam pembuatan film ini semuanya ikut untuk membantu editor kami menyelesaikan film. Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, teman-teman pamit untuk pulang, tabi untuk Aldi tetap di tempat untuk menyelesaikan film ini, akupun juga mau tidak mau harus menemani aldi karena aku berangkat naik sepeda yang sama dengan Aldi, matahari sudah tidak tampak lagi dan film pum sudah selesai, maka kami memutuskan untuk pulang, pagipun tiba, saatnya berangkat sekolah dan menonton bersama teman-teman sekelas , supaya mereka menanggapi film tersebut, filmpun dimulai dan mereka semua memuji film tersebut maka kami menjadi dua kali lipat yakin bahwa kelas kami akan menjadi juara satu.
Hari penentuan pun di mulai, kami melihat film-film tiap kelas di aula SMAN 1 Gondang, tapi kelasku mendapat nomer urut dua dari belakang, kami sedikit kecewa tapi kami tetap sabar untuk menunggu, setelah beberapa saat menunggu film kamipun di mainkan, serentak kami pun bertepuk tangan meriah, menjadikan kami besar kepala bahwa kamilah yang akan menjadi juara satunya, setelah seluruh film selesai diputar, para juri pun mengungkapkan komentarnya, tapi komentar dari para juri tidak seperti yang kami harapkan mereka bilang kalaualur dari film kami tidak jelas dan temanya tidak sesuai, kelasku pun hanya bisa diam setelah sebelumnya sangat yakin dan gembira, hal ini membuat selutuh teman-teman kelas kecewa terutama yang terjun langsung dalam pembuatan film ini, mereka sangat kecewa dan sedih, termasuk aku, sampai tiga hari setelah film di putar di aula, aku tetap merasa kalau kelasku yang akan menang, tapi nasi sudah menjadi bubur, kelaskupun kalah dan tidak bisa di rubah lagi, akupun berfikir, apakah ini karena kami terlalu yakin untuk menang dan meremehkan kelas yang lain, tapi keyakinan itu kan juga perlu , tapi kami tetap sabar dan sadar karena ini bukan akhir dari segalanya.



Kelas : XII IA2 ssn

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Followers

JEJAK KAKI PENGUNJUNG

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Entri Populer

© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by A-volution™ - A-volution™