Wednesday, 30 November 2011

TERSENYUMLAH SAHABATKU

| Wednesday, 30 November 2011 | 0 comments
Kala mentari sudah terbangun dan menampakkan dirinya. Sinarnya pun mulai terasa hangat. Jiwa dan ragaku sudah siap untuk menyambut pagi ini. Meski tugas sekolah masih terbengkalai dan sekarang muncul pula masalah yang memusingkan kepala. Meski kepala dan pikiranku tak karuan. Aku bertekad untuk pergi ke sekolah.
            Dia datang dengan wajah cemberut, dia sahabatku. Sudah bermingu-mingu ini kita berdiam satu sama lain. Teman bermain dan bergembira. Tapi sedihnya kebersamaan yang indah itu harus terenggut begitu saja, kami mengalami perang dingin semenjak masalah diantara kita mulai terjadi. Iya... Aku sangat sedih, dalam waktu sekejap persahabatanyang indah itu hancur berkeping-keping. Wajah manis berubah menakutkan. Tidak ada kata yang keluar dari bibirku dan bibirnnya disaat kita berada di kelas. Sering aku bertanya dalam hati kenapa ini bisa terjadi ? mengapa kesedihan yang sama harus terulang kembali, mengapa harus ada kesedihan setelah kesedihan itu pergi ??? Tapi sayang, tak ada jawaban! Pertanyaan hanya tinggal tanya. Aku hanya manusia biasa yang lemah.
            Lambat laun perang dingin itu tercium juga. Teman-teman sekelas merasa ada yang mengganjal antara aku dan vina. Teman-temanku pun heran melihat aku dan dia tidak seperti biasanya. Aku ditemui lela setelah bel pulang berbunyi.
“may,,,ada masalah apa sama vina?,” sambil duduk disampingku
Mau  tak mau aku harus jujur pada lela
“ iya aku gag tau kenapa bisa terjadi?” jawabku.
“ aku rasa karena masalah kemarin, kita terjadi kesalah pahaman. Minggu lalu aku menyapanya tapi dia cuek banget sama aku! Aku gag tau kenapa dia menjadi begitu. Aku ingin menanyainya tapi dia sudah bersikap acuh padaku, mungkin aku yang salah.“
“aku tau, semuanya terrjadi karena salah paham dan ego kalian masing-masing. Minta maaflah dulu, bersikaplah lebih dewasa. Kembalilah bersikap biasa. Aku gag suka Maylan yang seperti ini.” Tegas lela.
“ mungkin aku yang salah, seharusnya aku bersikap bijaksana, tidak boleh membalas keegoan dengan keegoan yang lain.”
“nah... ayo kamu harus semangat. Bicarakan bersama tentang masalah ini. Sekarang Maylan harus bangkit seperti dulu lagi. Sapa dan bicaralah dengannya. Dan jangan takut dicuekin lagi, itu tantangan mulia untukmu.” Lela yang menyemangatiku.
“ makasih ea La. Mohondoanya ya??” pintaku.
            Aku mencoba membentuk senyum yamg indah, aku berharap senyuman itu bisa meluluhkan hatinya. Tapi ternyata senyum itu hanya tinggal senyum. Senyumanku teracuhkan begitu saja, hatiku mencoba Sabar...Sabar...dan Sabar. Di bangku pojok kelas aku mencoba memberanikan diri untuk bicara padanya.
“ Na... boleh Aku bicara? Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu. Kita bersahabat sejak lama, sayang hanya masalah sepele ini kita bermusuhan. Aku kangen vina yang dulu,” air mataku berjatuhan tak bisa aku pendam rasa sedih ini. Hati ini sedih sekali.
“ aku maafin “ cetus dia.
“ terus kamu maunya gimana dengan hubungan ini?”
“ Terserah “ hanya itu jawabannya.
“ Terserah apa Na...?”
“ ya terserah”
“ jangan gitu,,, aku mau tau pengennya kamu pa??? Apa kamu udah capek sahabatan sama aku ? aku pengen tau apa yang ingin kamu ingini. Gag enak tau kayak gini. Kita dingin-dingin setiap hari. Kalau saling berjumpa gag pernah menyapa satu sama lain. Apakah kamu ingin hubungan ini sampai disina ???”
“ UP TO YOU “
Itu jawaban singkat yang betul-betul menyinggung perasaanku. Sedikitpun dia tidak menghargai aku sebagai sahabatnya. Dari jawaban ketus itu aku bisa mengambil kesimpulan bahwa Dia tak lagi menganggap diriku sahabatnya.
“terima kasih Na atas jawabanmu setidaknya aku tau apa yang harus aku lakukan setelah ini. Maaf kalau aku selama ini tidak bisa menjadi sahabat yang baik bagimu. Maaf aku selama ini sering merepotkanmu dan maaf kalau aku harus mengambil keputusan yang aku sendiri tak sanggup melakukannya.”
            Tak sanggup... tak sanggup aku harus tetap menjalankanny. Air mataku bertambah deras membasahi pipi. Suaraku tak terdenggar lagi. Aku beranjak keluar dengan hati pilu. Keputusan sudah bulat. Aku tidak mau mernjadi masalah disini. Mengalah bukan berarti kalah bukan...???
            Namun sungguh sejujurnya Aku tak mengharapkan kejadian ini. Aku pikir semuanya akan baik-baik saja.
            Apa dayaku. Harapan Aku selama ini tak kunjung ku dapatka, ku tak temukan lagi “ Senyuman Sahabatku”.


NAMA : MAYLAN TRI ISMAWATI
KELAS : XII IA 2 SSN / 07

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Followers

JEJAK KAKI PENGUNJUNG

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Entri Populer

© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by A-volution™ - A-volution™